Minggu, 27 Juli 2008

Pak Nazir dan Kita


Saya menemukanya duduk di trotoar jalan di hadapan SD Patra Dharma 1 Gunung Pipa sepulang dari Istiqomah, minggu malam sekitar pukul 22.00. Bukan kali ini saya menemukannya untuk petama kali, tapi ini adalah yang kesekian kalinya. Dengan kostum yang sama, topi kupluk, kemeja panjang, celana panjang yang semuanya itu dalam kondisi lusuh dan sama tampilannya dengan hari-hari sebelumnya. Tua, renta, bahkan hampir “membumi(lesehan) mencoba menguji kekuatan mental setiap orang yang lewat untuk bersedekah padanya. Suara yang hampir tidak terdengar, merintih belas kasihan dengan tangan kanan yang menengadah keatas, menanti rupiah demi rupiah. “saya sendirian nak, tidak punya keluarga, tinggal di langgar(mushola) dekat sini adalah jawaban dari dia ketika saya tanya tentang keluarganya. Satu demi satu, kendaraan berhenti untuk memindahkan rupiah mereka ke genggaman pak Nazir. Ternyata masih ada orang yang perduli dengan nasib bapak tua ini. Kutinggalkan pak Nazir dengan kegembiraan padanya yang mungkin hanya akan habis dalam sekejap saja sambil berkata “How lucky I am, sitting on motorcycle and riding where ever I want to go to, I have money and can fulfill my needs, I have health, I have mind, may be just like you are whose reading this article, and not sitting on the edge of the street just like Mr. Nazir…. And how wonderful if you and I can help Mr. Nazir by dropping some rupiah’s or something that he can eat to.

Tidak ada komentar: