Sabtu, 02 Agustus 2008

Siapa yang salah?


Jam 12.00 siang di komplek perumahan sentosa di depan gedung serba guna dekat dengan RS Hardjanto, supra fit x (KT2528MC) dan jupiter z (KT5784KM) bersenggolan dan menyebabkan jupiter z terjatuh dipinggir jalan. Kejadian begitu cepat sehingga sulit untuk memastikan siapa yang menabrak dan siapa yang tertabrak. Apalagi setelah adu argumen antar dua pengendara, untuk masing-masing membela diri mewarnai kejadian ini, tanpa memperhatikan kondisi penumpang yang sedang kesakitan karena terjatuh dan tertimpa motor jupiter z. beberapa orang menggendong wanita itu ke gedung seberang jalan untuk memberikan pertolongan. Motor supra fit x tampak baik-baik saja, beda dengan jupiter z yang kehilangan spion dan lecet di bagian head bagian kanan(walau tiidak terlalu parah sekali). Orang2 menyarankan untuk membawa wanita yang sedang kesakitan itu ke RS Hardjanto untuk diberikan pertolongan karena tampak kesakitan di bagian kaki dan pinggul. Dan perdebatan antara kedua pengendara pun tak berhenti juga dan tidak ada kesepakatan antar keduanya sampai sang pengendara honda supra fit x meninggalkan mereka. 


Kamis, 31 Juli 2008

Ketika Melawai jadi parkiran



Kalau anda menyusuri jalan minyak di Melawai jangan heran jika melihat banyak kendaraan yang parkir di kiri kanan jalan seperti yang terlihat pada gambar. Mereka bukannya sedang mengalami mesin mogok bareng atau pecah ban serempak, akan tetapi mereka sedang istirahat(parkir) di pinggir jalan itu. Dari Truck yang kelebihan muatan, kendaraan pribadi dll. dari plat yang berlabel D, L, B, AG, BA dan tak lupa pula plat tuan rumah KT yang ikut meramaikan pinggir jalan. Akibatnya, jalan yang sudah sempit menjadi semakin sempit dan para pengendara yang melintas di jalan ini dituntut untuk memiliki skill yang lincah dalam mengendarai kendaraan mereka agar tidak bersenggolan dengan kendaraan-kendaraan yang sedang parkir ini dan yang pasti kondisi jalan di daerah ini mulai menjadi macet. Seandainya saya jadi tukang parkir di sepanjang jalan ini, entah berapa banyak uang parkir yang akan saya kantongi dari semua kendaraan-kendaraan ini. Kira-kira, apa yang akan anda lakukan jika melihat hal ini di melawai?

Rabu, 30 Juli 2008

Hobby


Skater Boy Rockin’ up Merdeka

Di bilangan lapangan merdeka, di seberang jalan, Anto dan Onta memainkan skateboard mereka dengan lincah meniti palang besi, meloncat dan meluncur. Bukan hal mudah untuk melakukan gerakan-gerakan itu kalau tanpa latihan yang rutin dan serius. Sejak tahun 2004, Anto menyukai olahraga papan beroda ini, dan menekuninya bersama teman-temannya. Biasanya mereka berlatih di sore hari dan di hari-hari libur. Berbagai macam gerakan yang dilakukan seperti yang ditunjukkan pada gambar, salah satunya adalah gerakan ollie. Paling tidak dibutuhkan waktu sekitar 5 bulan awal untuk berlatih, dan kalau memang punya bakat seperti Anto dkk waktu itu bisa jadi lebih singkat. Selain bakat, mereka juga tentu harus menyiapkan dana sendiri untuk peralatan mereka. Skateboard dan sepatu. Untuk urusan papan skateboard mereka ga tanggung-tanggung merogoh kocek sampai jutaan rupiah, “kalo dah cinta sama skateboard, harga bisa jadi urusan nomor dua”, kata Anto. Dan dalam kurun waktu 4 tahun sejak tahun 2004 sudah puluhan skateboard yang patah karena ga bisa mengimbangi kekuatan Anto bermain skateboard. Hal kedua yang harus disiapin adalah sepatu. Kalo sepatu sih, pilih aja sol karet yang rata dan bagian atasan yang kuat karena kalo ga kuat bisa cepat sobek. Selain kocek, resiko cedera pun siap mendera mereka. Kalau hal jatuh sih, sudah hal yang biasa, “ini aja baru sembuh dari cedera bahu” sambil menunjuk bahunya”. “apa kalian ga kapok?” “Wah, ga ada kata kapok untuk skateboard, udah suka sih. Oke deh, selamat ber skateboard!



AYAHANDA DINI SEKTI BERPULANG KE RAHMATULLAH

INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIUN. SELURUH KELUARGA BESAR PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA CABANG BALIKPAPAN, TURUT BERDUKA CITA ATAS BERPULANGNYA KE RAHMATULLAH AYAHANDA DARI DINI SEKTI. SEMOGA AMAL IBADAH BELIAU DITERIMA DI SISINYA DAN KELUARGA YANG DITINGGALKAN DIBERI KEKUATAN DAN KESABARAN.

Selasa, 29 Juli 2008

Rp. 10.000-ku dan Rp. 10.000-mu

Masih sempat teringat ketika di tahun 2004, saya bertemu dengan Qualiti Control(QC) PT. Petrosea, Pak Marwoto di Tanjung Batu ketika menjadi salah satu bagian Project Attaka Platform Unocal. Bukan masalah kerjaannya yang akan saya bahas, akan tetapi saya hanya teringat dengan kata-kata beliau yang kurang lebih seperti ini “Rp 10.000 yang anda terima nilainya berbeda dengan 10.000 yang diterima orang lain”. “tapi pak, kalo semuanya dibelanjakan untuk gorengan sejumlah Rp. 5000 kan angsurnya juga sama yakni 5000, “kataku, sambil mencoba ber-matematik. “Benar nak”, tapi maksud bapak bukan dalam hal membelanjakannya saja, tapi ketika menerimanya. Ketika satu orang menerimanya dengan ucapan “alhamdulillah….” dan yang lain menerimanya dengan “ah kurang, ini ga cukup untuk ini dan itu..”maka disitulah letak nilai perbedaannya untu pertama kali. Ketika seorang bersyukur maka akan ingat Tuhannya. Jikalau kita ingin menghitung nikmat yang Tuhan berikan pada kita, maka sesungguhnya kita bakalan cape deh menghitungnya, siapakah yang memberikan kita pekerjaan, rezeki, makanan, panca indra dan lain sebagainya? Siapa pula yang berwenang atas nafas kita masing-masing? Apakah pemerintah yang memberikan kita batas waktu untuk hidup, atau Apakah boz kita yang di kantor atau orang tua kita sendiri di rumah ? Apakah mereka bisa mendatangkan itu semua hanya dalam hitungan detik waktu, seraya berkata “Bim Salabim, Abra Kadabra”? 10.000 itu hanya nilai yang bisa habis dalm 1 detik, 1 menit, 1 jam atau bahkan 1 minggu. Tapi, apakah dalam habisnya 10.000 itu kita akan mendapatan lagi sesuatu darinya? Mungkin kebaikan atau keburukan atau bahkan mungkin sesuatu dalam bentuk lain yang tidak kita sadari tapi ternyata dia itu abadi menanti kita di suatu tempat? Sesungguhnya 10.000 itu nilainya berbeda-beda bagi setiap orang, dan caranya berbeda-beda untuk mendapatkan nilai itu begitu pula dalam menghabiskannya. Maka siapakah diantara kita yang terbaik 10.000-nya?

“Kenna dech…!”


Senin, 28 Juli 2008

Senin sore di schlumberger, dari tadi suara adzan ashar manggil-manggil dari mesjid di sekitar schlumberger, biasanya saya langsung minta ijin sama pak Kwato(Inspektor saya) untuk ke ruangan musola kecil di belakang ruang mekanik untuk solat, tapi kali ini saya bertahan untuk menyelesaikan kerjaan yang tinggal sedikit lagi, yakni tahap pembersihan akhir. Dan akhirnya waktu pun molor sampai pukul 16.20. dan alarm HP pak Kwato pun berdering pertanda waktunya beres-beres, dan selang beberapa menit kemudian tiba-tiba straight pipe 4 inch sepanjang 2 meter yang sedang saya bersihkan jatuh dari ganjalan balok kayu dan “prak”, ternyata pipa itu tidak langsung menimpa tanah, tapi tangan kiri saya yang menjadi ganjalannya dan dengan gerak refleks saya berdiri kesakitan dan berjalan kesana-kemari sambil berteriak “aduh……”! Beberapa kru Divisi Testing Schlumberger menertawai saya, seolah-olah saya sedang bermain lawak. Panik membuat konsentrasi hilang, saya segera mencari tas saya untuk mengambil pertolongan pertama. Setelah berjalan lumayan jauh ke Coffe Shop akhirnya saya lumuri jari bengkak saya dengan Minyak Tawon yang selalu stand by di tas. Nyut-nyut dan rasa nyeri menjalar sampai siku. Beberapa menit saya nikmati rasa sakit sambil meringis, untungnya suara bising alat-alat kerja menyamarkan suara ringisan saya dan hanya ada saya saja di ruangan itu, “Ya Tuhan, sakit sekali……….” dan tiba-tiba koq ada yag terlintas “itu baru di dunia boz, masih ada rasa sakit yang lebih dari itu……”. Ketika jari manis orang lain dihiasi cincin, saya malah dihiasi dengan bengkak. Tapi, alhamdulillah jarinya ga putus ^_^ Berkurangnya konsentrasi adalah hal utama yang menjadi alasan kejadian ini. Jadi buat anda semua, berhati-hatilah dalam bekerja, bahaya bisa saja datang dari mana saja.

Minggu, 27 Juli 2008

Pak Nazir dan Kita


Saya menemukanya duduk di trotoar jalan di hadapan SD Patra Dharma 1 Gunung Pipa sepulang dari Istiqomah, minggu malam sekitar pukul 22.00. Bukan kali ini saya menemukannya untuk petama kali, tapi ini adalah yang kesekian kalinya. Dengan kostum yang sama, topi kupluk, kemeja panjang, celana panjang yang semuanya itu dalam kondisi lusuh dan sama tampilannya dengan hari-hari sebelumnya. Tua, renta, bahkan hampir “membumi(lesehan) mencoba menguji kekuatan mental setiap orang yang lewat untuk bersedekah padanya. Suara yang hampir tidak terdengar, merintih belas kasihan dengan tangan kanan yang menengadah keatas, menanti rupiah demi rupiah. “saya sendirian nak, tidak punya keluarga, tinggal di langgar(mushola) dekat sini adalah jawaban dari dia ketika saya tanya tentang keluarganya. Satu demi satu, kendaraan berhenti untuk memindahkan rupiah mereka ke genggaman pak Nazir. Ternyata masih ada orang yang perduli dengan nasib bapak tua ini. Kutinggalkan pak Nazir dengan kegembiraan padanya yang mungkin hanya akan habis dalam sekejap saja sambil berkata “How lucky I am, sitting on motorcycle and riding where ever I want to go to, I have money and can fulfill my needs, I have health, I have mind, may be just like you are whose reading this article, and not sitting on the edge of the street just like Mr. Nazir…. And how wonderful if you and I can help Mr. Nazir by dropping some rupiah’s or something that he can eat to.